100 Personil Banser Latihan di Kaki Gunung Sinarlenggis
PURWAKARTA, RAKA - 100 orang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Purwakarta mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser di kaki gunung Sinarlenggis, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered. Diklat dilaksanakan selama tiga hari, Jumat hingga Minggu, 28-30 September 2012.
Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Purwakarta, Anwar Nasihin, mengatakan, peserta diklat merupakan utusan dari 17 Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor se-Kabupaten Purwakarta. Jumlahnya mencapai 100 orang.
Awalnya, diklat dilaksanakan di Ponpes Tarbiyatul Hikmah Kampung Cimalaka, Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered, namun karena sejumlah pertimbangan, pada hari kedua pelaksanaan, diklat dipindah lokasinya ke Pondok Pesantren Roudlotuttarbiyah yang berada tepat di bawah kaki gunung Sinarlenggis, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered. "Di tempat pertama, ketersediaan air menjadi pertimbangan. Sebab untuk mendapatkannya peserta harus berebut dengan warga sekitar. Kita mengalah," kata Anwar.
Diklat, sebut Anwar merupakan tahap pertama yang harus dilalui para calon anggota Banser. Selama masa pelatihan, mereka dididik untuk mampu bersikap disiplin, baik fisik maupun mental. Sehingga pada saat sudah dikukuhkan menjadi anggota Banser, mereka akan siap diberi intruksi apa pun, utamanya dalam rangka menjaga terpeliharanya faham Ahlussunah Waljamaah. "Banser dilatih untuk menjadi pasukan ksatria yang serba siap," tandas Anwar.
Untuk fisik, mereka dilatih langsung oleh TNI dari Koramil Plered. Dimulai dari kegiatan baris berbaris hingga ketangkasan yang tujuan akhirnya membangun karakter disiplin. Tak terkecuali materi pelatihan fisik lain, semisal survival (teknis penyelamatan diri) di medan keras, juga praktek lain dalam upaya membangun ikatan kebersamaan antar peserta diklatsar. "Peserta dianggap lulus jika mampu menuntaskan seluruh tahapan pelatihan ini," tegas Anwar.
Sementara untuk materi pelatihan lain seperti ke-NU-an, keaswajaan, kebangsaan dan keorganisasian, disampaikan oleh masing-masing pemimpin di tiap bidang tersebut. Ini agar pemahaman yang mereka peroleh tidak setengah-setengah. Sehingga para peserta diklat nantinya dapat mengetahui persis bagaimana posisinya dalam organisasi, dan posisinya di masyarakat. "Banser sesuai namanya, dituntut untuk serba guna dan serba bisa," pungkas Anwar, seraya menyebut jumlah anggota Banser dari angkatan pertama di Purwakarta mencapai lebih dari 2000 orang. (nos)
Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Purwakarta, Anwar Nasihin, mengatakan, peserta diklat merupakan utusan dari 17 Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor se-Kabupaten Purwakarta. Jumlahnya mencapai 100 orang.
Awalnya, diklat dilaksanakan di Ponpes Tarbiyatul Hikmah Kampung Cimalaka, Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered, namun karena sejumlah pertimbangan, pada hari kedua pelaksanaan, diklat dipindah lokasinya ke Pondok Pesantren Roudlotuttarbiyah yang berada tepat di bawah kaki gunung Sinarlenggis, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered. "Di tempat pertama, ketersediaan air menjadi pertimbangan. Sebab untuk mendapatkannya peserta harus berebut dengan warga sekitar. Kita mengalah," kata Anwar.
Diklat, sebut Anwar merupakan tahap pertama yang harus dilalui para calon anggota Banser. Selama masa pelatihan, mereka dididik untuk mampu bersikap disiplin, baik fisik maupun mental. Sehingga pada saat sudah dikukuhkan menjadi anggota Banser, mereka akan siap diberi intruksi apa pun, utamanya dalam rangka menjaga terpeliharanya faham Ahlussunah Waljamaah. "Banser dilatih untuk menjadi pasukan ksatria yang serba siap," tandas Anwar.
Untuk fisik, mereka dilatih langsung oleh TNI dari Koramil Plered. Dimulai dari kegiatan baris berbaris hingga ketangkasan yang tujuan akhirnya membangun karakter disiplin. Tak terkecuali materi pelatihan fisik lain, semisal survival (teknis penyelamatan diri) di medan keras, juga praktek lain dalam upaya membangun ikatan kebersamaan antar peserta diklatsar. "Peserta dianggap lulus jika mampu menuntaskan seluruh tahapan pelatihan ini," tegas Anwar.
Sementara untuk materi pelatihan lain seperti ke-NU-an, keaswajaan, kebangsaan dan keorganisasian, disampaikan oleh masing-masing pemimpin di tiap bidang tersebut. Ini agar pemahaman yang mereka peroleh tidak setengah-setengah. Sehingga para peserta diklat nantinya dapat mengetahui persis bagaimana posisinya dalam organisasi, dan posisinya di masyarakat. "Banser sesuai namanya, dituntut untuk serba guna dan serba bisa," pungkas Anwar, seraya menyebut jumlah anggota Banser dari angkatan pertama di Purwakarta mencapai lebih dari 2000 orang. (nos)