PRA-KEGIATAN HARI SANTRI NASIONAL
Peringati Hari Santri Dengan Lomba Terjemah Kitab Kuning
JAWA BARAT -
Ribuan santri di Purwakarta menyambut antusias peringatan Hari Santri Nasional
yang jatuh pada Kamis (22/10). Berbagai kegiatan digelar, untuk memperingati
hari tersebut. Salah satunya, menggelar lomba karya tulis terjemah kitab kuning
bagi para santri.
Kitab yang dilombakan untuk diterjemahkan adalah kitab Adabul Aalim Walmuta'allim karya KH Hasyim Asy'ari. Kemudian lomba baca kitab Alfiyah dan Taqrib serta lomba MTQ.
Kitab yang dilombakan untuk diterjemahkan adalah kitab Adabul Aalim Walmuta'allim karya KH Hasyim Asy'ari. Kemudian lomba baca kitab Alfiyah dan Taqrib serta lomba MTQ.
Perlombaan
ini dilaksanakan sejak tanggal 21 Oktober bertempat di Pendopo Purwakarta
langsung di hadapan para juri. Setelah perlombaan selesai, sedikitnya 10 ribu
santri di Purwakarta akan menggelar deklarasi Hari Santri pada hari Jumat 23
Oktober 2015. "Ini bentuk apresiasi
kita dari keluarga besar NU Purwakarta atas ditetapkannya 22 Oktober sebagai
Hari Santri," kata Ketua PC GP Ansor Purwakarta, H Anwar Nasihin, Kamis
(22/10). Anwar mengatakan, sebelum
deklarasi dilakukan santri yang berasal dari puluhan pesantren yang ada di
Purwakarta ini, akan melaksanakan konvoi kendaraan melintasi sejumlah ruas
jalan di Purwakarta.
Adapun
lokasi start dan finish dipilih halaman Masjid Agung Purwakarta. Acara dimulai
ziarah akbar ke Makam Syaikh Baing Yusuf, lalu diakhiri tabligh akbar dan
apresiasi Seni Budaya Islam Nusantara bertempat di Pendopo Purwakarta. "Bakal ada juga orasi kebangsaan dan
budaya oleh Ketua Umum GP Ansor sekaligus Ketua PBNU, Nusron Wahid dan Bupati
Purwakarta, Dedi Mulyadi," katanya.
Dia
menjelaskan, cukup berasalan jika Presiden akhirnya menetapkan 22 Oktober sebagai
Hari Santri. Ini mengacu pada peristiwa 22 Oktober 1945. Dimana, kala itu pihak
Belanda dan sekutu berusaha masuk dan melakukan penguasaan kembali bumi
Indonesia pasca proklamasi.
Merespon hal
ini, NU kala itu langsung mengeluarkan seruan Resolusi Jihad. Berjuang sampai
titik darah penghabisan demi mempertahankan kemerdekaan tanah air. Hal ini pula
yang melatarbelakangi lahirnya peristiwa 10 November yang belakangan ditetapkan
sebagai Hari Pahlawan. Karena semangat dan daya juang bangsa Indonesia itulah,
NKRI berdiri tegak hingga kini.
"Puncak
acaranya Kirab Hari Santri berupa konvoi, tabligh akbar dan orasi kebangsaan
dan budaya. Tema kegiatan ini adalah 'Santri Sebagai Benteng Pertahanan Budaya
Islam Nusantara," ujar Anwar.
Sementara
saat dimintai komentarnya terkait Hari Santri Nasional, Bupati Purwakarta Dedi
Mulyadi mengatakan, para Kyai dan Santri di Purwakarta diminta untuk
menerjemahkan kitab-kita kuning rujukan di Pesantren ke dalam bahasa sunda dan
bahasa indonesia.
"Nanti
kitab-kitab yang Sudah diterjemahkan tersebut akan dijadikan sebagai buku
rujukan dan bacaan di sekolah-sekolah umum. Dengan begitu kitab-kita tersebut
tidak hanya disakralkan tetapi memiliki makna konseptual dan kontekstual bagi
dunia pengetahuan Indonesia," katanya. [] Sumber: Merdeka.com