HARI SANTRI NASIONAL 2015

Rayakan Hari Santri, Ribuan Santri Purwakarta Siap Turun Ke Jalan


PURWAKARTA — Rayakan Hari Santri Nasional, sekitar 10 ribu santri di Purwakarta siap turun ke jalan. Massa dari puluhan pondok pesantren ini bermaksud mengikuti acara Deklarasi Hari Santri yang akan digelar Jumat (23/10/2015) sore mendatang.
Kegiatan ini respon ditetapkannya Tanggal 22 Oktober 2015 sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden RI, Jokowi. “Ini bentuk apresiasi kita dari keluarga besar NU Purwakarta atas ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri,” kata Ketua PC GP Ansor Purwakarta, H Anwar Nasihin, S.HI, belum lama ini.
Menurut Anwar, bentuk acaranya berupa konvoi kendaraan melintasi sejumlah ruas jalan di Purwakarta. Adapun lokasi Start dan Finish dipilih halaman Masjid Agung Purwakarta. Acara dimulai ziarah akbar ke Makam Syaikh Baing Yusuf, lalu diakhiri tabligh akbar dan apresiasi Seni Budaya Islam Nusantara bertempat di Pendopo Purwakarta.
“Bakal ada juga orasi kebangsaan dan budaya oleh Ketua Umum GP Ansor sekaligus Ketua PBNU, Nusron Wahid dan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi,” beber Anwar.
Sebelumnya, lanjut dia, beberapa kegiatan juga sudah digelar di Purwakarta sebagai bagian dari rangkaian Deklarasi Hari Santri ini. Sementara kegiatan lain yang masih berjalan adalah lomba karya tulis terjemah kitab kuning bagi para santri. Kitab yang dilombakan untuk diterjemahkan adalah kitab Adabul Aalim Walmuta’allim karya KH Hasyim Asy’ari.
Lalu, lomba baca kitab Alfiyah dan Taqrib. Perlombaan akan dilaksanakan tanggal 21 Oktober bertempat di Pendopo Purwakarta langsung di hadapan para juri. Sementara pendaftaran untuk dua perlombaan tersebut dilaksanakan bersamaan 17-19 Oktober 2015.
“Puncak acaranya Kirab Hari Santri berupa konvoi, tabligh akbar dan orasi kebangsaan dan budaya. Tema kegiatan ini adalah ‘Santri Sebagai Benteng Pertahanan Budaya Islam Nusantara’,” ulas Anwar.
Diklaim Anwar, cukup berasalan Presiden akhirnya menetapkan 22 Oktober sebagai hari Santri. Ini mengacu pada peristiwa 22 Oktober 1945. Dimana, kala itu pihak Belanda dan Sekutu berusaha masuk dan melakukan penguasaan kembali bumi Indonesia pasca proklamasi.
Merespon hal ini, NU kala itu langsung mengeluarkan seruan Resolusi Jihad. Berjuang sampai titik darah penghabisan demi mempertahankan kemerdekaan tanah air. Hal ini pula yang melatarbelakangi lahirnya peristiwa 10 November yang belakangan ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. Karena semangat dan daya juang bangsa Indonesia itulah, NKRI berdiri tegak hingga kini. (wiw).



PENGUNJUNG